- Back to Home »
- Postig Dari Wahyu , Tips Dan Trik »
- cara mengajar yang baik
Posted by : Unknown
Monday, 13 January 2014
2.2.1Pendidikan
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatanspiritual keagamaan. Pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan keakhlakan mulia serta ketrampilan yang diprlukan diri
nya,masyarakat,
bangsa dan negara UU RI No. 20 Tahun 2003 (DepkesRI, 2003). Pendidikan adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain untuk baik dari individu,
kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2005).
a.Pendidikan
formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,
pendidikan tinggi.
b.Pendidik informal
adalah jalur pendidikan keluarga danlingkungan
pendidikan informal merupakan pendidikan yangdilakukan diluar sekolah secara
potensial dapat membantu dan menggantikan
pendidikan formal dalam aspek tertentu.
c.
Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikanformal
yang dapat dilakukan secara berstruktur dan berjenjang.Makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang makin mudahmenerima
informasi sehingga diharapkan makin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki. Dapat diartikan bahwa pendidikan sangat
mempengaruhi perilaku seseorang. Jadi dapat dikatakan bahwa
pendidikan itu membuat manusia dapat mengisi kehidupannya
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat
meningkatkankesehatan dan kualitas
hidup. Sejalan pendapat dari Nursalam dan Siti Priyani (2002) yang mengatakan bahwa pada umumnya pengetahuan
seseorangdipengaruhi oleh pendidikan
yang pernah diterima, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik
pula tingkat pengetahuannya. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang, semakin baik pula tingkat
pengetahuannya Di Surakarta
menyatakan bahwa ada hubungan positif diantara pendidikan wanita dengan
penggunaan kontrasepsi yakni makin tinggi
pendidikan wanita makin tinggi proporsi
wanita yang menggunakan kontrasepsi,
bahwa ada hububgan positif antara pendidikan wanita dengan pengguna
kontrasepsi (Sambito dalamFadlun, 2007). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh (Gungde dalam Latun,
2009) di salah satu bidan praktik swasta di Surabaya,terdapat hubungan
yang bermakna antara pengguna kontrasepsi dengan
tingkat pendidikan.
Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Dewi, (2011)didapatkan bahwa sebagian besar
akseptor mempunyai tingkat pendidikan menengah sebesar 47,6% dan sebagian
merupakan akseptor lama sebesar 52,4%. Ada hubungan tingkat pendidikan ibu
dengan pemilihan alat kontrasepsi, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan ibu
akan menambah pengetahuan ibu dalam memilih
alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya.
.2.2Umur Setionegoro dalam
Yuliasri (2010) mengatakan bahwa umur <20
tahun adalah umur belum dewasa, 21 – 29 tahun dewasa muda,sedangkan umur 30 – > 40 tahun adalah dewasa
penuh. Padaumumnya umur akan mempengaruhi seseorang dalam
menentukan pemilihan alat kontrasepsi karena biasanya ibu dengan usia muda(baru pertama kali menggunakan alat kontrasepsi)
akan cenderungmemilih alat
kontrasepsi yang kebanyakan orang pakai.Menurut Novia (2008), sebagai salah satu upaya untuk dapatlebih
menurunkan angka kebutuhan keluarga berencana yang belumterpenuhi (
unmet
need
) didefinisikan
sebagai kesenjangan antara niatwanita usia
reproduksi dengan perilaku penggunaan kontrasepsi
unmet need
,
maka pemenuhan kebutuhan pelayanan KB utamanyayang bertujuan
untuk pembatasan kelahiran harus lebihmengutamakan
kelompok wanita 35 – 39 tahun dan 40 – 44 tahun.
Jika kita tinjau dari
kelompok umur, keinginan untuk memilikianak sangat tinggi. Dikalangan mereka
yang berusia 15 – 29 tahun(hampir) 38%, sedangkan pada mereka yang berusia 30 –
49 tahun proposi sekitar 17%. Keinginan yang tinggi untuk memiliki
anak dikalangan wanita muda ini
dikarenakan mereka belum memiliki anak atau jumlah anak yang mereka
miliki belum dirasakan cukup. Di sisilain,
bagi kelompok usia tua (30 tahun ke atas) yang masihmenginginkan anak nampaknya perlu dicermati karena
diantaramereka ini telah memiliki
anak lebih dari dua (BPS dalam Latun,2009).Menurut
Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI dalamFadlun, 2009) usia wanita yang
paling banyak menjadi akseptor KByaitu 30 –
34 tahun sebesar 16,5% dan 25 – 29 tahun sebesar 15,65%.Hasil SDKI 1997 menunjukkan prevalensi kelahiran
pada ibu usiamuda makin menurun. Wanita yang berumur muda (< 30 th) lebihmemilih kontrasepsi suntikan.Salah satu
faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas adalahrata-rata umur pada kelahiran
anak pertama. Pada umumnya ibu yangmelahirkan
pada usia muda mempunyai anak banyak dan mempunyairesiko kesehatan yang
tinggi. Alat atau cara KB modern popular diantara
wanita disemua umur. Namun demikian, pemakaiankontrasepsi pada wanita yang berumur lanjut lebih rendah di bandingkan
mereka yang berumur 20-39 tahun. Wanita muda
cenderung menggunakan
cara suntik, pil, dan susuk KB. Sementaramereka yang lebih tua cenderung
memilih alat atau cara kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, tubektomi
wanita dan vasektomi pria(BPS dalam Latun,
2009).
2.2.3ParitasParitas
adalah jumlah anak yang dilahirkan, salah satu carauntuk
memperlambat tingkat pertumbuhan penduduk adalahmenurunkan tingkat kelahiran,
karena sejak awal pemerintahmelaksanakan program KB sebagai
instrument
untuk
menurunkantingkat kelahiran. Paritas muda cenderung menggunakan kontrasepsiketika mempunyai lebih sedikit anak. Sebagai
gambaran satu diantaratiga wanita yang berumur 45-49 tahun memakai
kontrasepsi setelahmempunyai empat anak
atau lebih (BPS dalam Latun, 2009).Pemakaian
kontrasepsi meningkat pesat dengan jumlah anak yang masih hidup, sebesar
7% pada wanita yang belum memilikianak68%pada anak wanita yang memiliki anak 3
atau 4 dan turunmenjadi 48% pada wanita dengan anak 5 atau lebih. Wanita yangmasih
muda mau menunda memiliki anak cenderung menggunakansuntik dan pil (BPS dalam Fadlun, 2008).Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan. Paritas2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari
sudut kematianmaternal paritas I dan paritas tinggi (lebih tinggi dari
3) mempunyaiangka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi dapat ditangani
dengan
asuhan obstetrik lebih baik sedangkan resiko pada paritastinggi
dapat dikurangi atau di cegah dengan keluarga berencana.Kehamilan yang tidak
direncanakan World Fertility Survey yangdiadakan 40 negara sedang berkembang
menyatakan bahwa 20-60%wanita berkeluarga tidak ingin menambah jumlah anak
lagi. Namun50-75% dari jumlah ini ternyata
tidak menggunakan salah satu metodekontrasepsi
efektif. Sedangkan kehamilan yang tidak diinginkanmasih cukup besar (Winkjosastro, 2007).2.2.4PenghasilanPenghasilan adalah besar kecilnya penghasilan dipengaruhi olehmata
pencaharian/pekerjaan yang dilakukan. Penghasilan seorangindividu dapat
diartikan sebagai semua jenis penghasilan termasuk penghasilan yang
diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatanapapun
yang diterima oleh penduduk suatu Negara. Penghasilanadalah perolehan
aktiva/sumber ekonomi dari pihak lain sebagaiimbalan atas penyerahan barang
dagangan, jasa/aktivitas-aktivitasusaha perusahaan lainnya (Wahyudin,
2000). Penghasilan sebagai jumlah balas jasa berupa upah atau gaji
keuntungan yang diterima berbagai faktor produksi. Penghasilan adalah
besarnya pendapatan/ penghasilan yang diterima oleh suami, istri dan anak
(bilaada) baik yang berasal dari penghasilan
pokok atau penghasilansampingan,
biasanya diukur dalam jumlah rupiah yang diterima setiap bulan.
Penggolongan
penghasilan berdasarkan jenisnya, penghasilandibedakan menjadi dua yaitu:a.Penghasilan
berupa barang, penghasilan berupa barangmerupakan segala
penghasilan yang diterimadalam bentuk barangdan jasa. Barang
dan jasa yang diterima dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi
ataupun disertai transaksi uangyang
menikmati barang dan jasa tersebut. Demikian juga pemerimaan barang
secara cuma-cuma, pembelian barang denganharga subsidi atau reduksi dari
majikan merupakan penghasilan berupa barang. b.Penghasilan berupa
uang, penghasilan berupa uang merupakan penghasilan yang diterima biasanya
sebagai balas jasa, misalnyadari majikan,
penghasilan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, penghasilan
dari penjualan barang-barang yang dipeliharadari halaman rumah, hasil investasi
seperti modal, tanah, uang pensiunan, jaminansosial serta keuntungan
sosial.